Hubungan Paritas Ibu Terhadap car menggendong yang benar di wilayah trembono tegalrejo gedangsari gunungkidul

IIN BINTARI KUSUMA, IIN (2024) Hubungan Paritas Ibu Terhadap car menggendong yang benar di wilayah trembono tegalrejo gedangsari gunungkidul. Other thesis, UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA.

[img] Text
jurnal ilmiahok.docx

Download (42kB)

Abstract

HUBUNGAN PARITAS IBU TERHADAP CARA MENGGENDONG YANG BENAR

Iin Bintari Kusuma
S1 Kebidanan,Universitas Kusuma Husada Jl. Jaya Wijaya No.11, Kadipiro, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136
Abstrak
Menggendong yang aman dan yang nyaman,kita dapat mengacu pada pedoman penting dalam menggendong.memberikan beberapa point yang harus di ingat Ketika kita menggendong yaitu “TICK”
Penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional pada ibu paritas dengan jumlah 60 anak, Variabel yang diamati:Paritas dan Langkah Menggendong, pemanfaatan pada Kesehatan tulang anak,kenyamanan ibu dan pertumbuhan.
Sebagian besar paritas adalah Multipara lebih banyak sebesar 24 orang (40%).menggendong kurang baik kurang baik dengan jumlah 39 (65%) dan menggendong dengan baik jumlah 21 (35%). Dari hasil uji statistik dengan chi square di dapatkan hasil bahwa ada hubungan paritas ibu terhadap cara menggendong yang benar . dengan nilai data yang di lihat menunjukkan bahwa di dapatkan . Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ Ada pengaruh yang signifikan anatar paritas ibu terhadap cara menggendong bayi” dengan Asym. Sig sebesar 0.000 < 0.05. Jika dilihat dari besarnya nilai tengah atau median pada langkah menggendong bayi sebesar 1.35 sehingga didapatkan responden dengan parameter kurang baik ( < 1.35) sebanyak 39 responden dan sisanya 21 responden dengan parameter baik ( > 1.35).
Paritas ibu berhubungan dengan cara menggendong yang benar.

Kata Kunci : Paritas, Menggendong.

Abstract

Carrying safely and comfortably, we can refer to important guidelines for carrying. We provide several points that must be remembered when carrying, namely "TICK".
Quantitative research with a cross sectional approach on parity mothers with a total of 60 children. Variables observed: parity and carrying steps, utilization of children's bone health, maternal comfort and growth.
Most of the parity are multiparous, more than 24 people (40%), carrying less well, less well with the number 39 (65%) and carrying well the number 21 (35%). From the results of statistical tests using chi square, it was found that there was a relationship between maternal parity and the correct way of carrying. with the data values seen showing that it was obtained. Thus the hypothesis that states "There is a significant influence between maternal parity on the way the baby is carried" with Asym. Sig is 0.000 < 0.05. If we look at the middle or median value for the steps of carrying a baby, it is 1.35, so we get 39 respondents with poor parameters (< 1.35) and the remaining 21 respondents with good parameters (> 1.35).
Maternal parity is related to the correct way of carrying.

Keywords: Parity, Carrying.

I. Latar Belakang
Mengapa ilmu menggendong sagat penting,banyak mitos mitos di lahan menganggap bahwasanya menggendong M shap di anggap seperti menggendong pekeh,pekeh dan M shap merupakan hal yang berbeda,kebanyakan pekeh itu hanya asal menggendong tanpa memperhatikan posisi tulang pinggul dan kaki anak,sedangkan M shap merupakan Teknik menggendong yang menyerupai huruf M atau posisi katak,penelitian ini bertujuan untuk mengubah stigma di masyarakat bahwa ilmu menggendong itu sangat penting. Akan tetapi pada kenyataan di lahan masih banyak ibu yang mengetahui ilmunya akan tetapi masih sulit untuk mengimplementasikan karna sebuah anggapan masyarakat bahwa M shap itu sama dengan pekeh.
Tujuan penelitian ingin mengetahui adakah hubungan paritas ibu terhadap cara menggendong yang benar.
Sebetulnya menggendong dengan posisi M-shape ini banyak manfaatnya dibandingkan menggendong dengan posisi half craddle (tidur), M-shape merupakan posisi menggendong bayi dengan upright / tegak, posisi kaki bayi dalam gendongan membentuk huruf M. Bagian bawah gendongan menyokong seluruh paha bawah, bokong, hingga di bawah lutut bayi (knee to knee). Posisi lutut bayi sedikit lebih tinggi dari bokong nya. Posisi ini ideal sejak usia 0 bulan hingga anak tidak ingin digendong. Posisi ini merupakan posisi paling nyaman dan mendukung pertumbuhan tulang pinggul bayi. Mengapa demikian, Karena posisi M-shape sesuai dengan posisi bayi saat masih berada dalam kandungan.
Apa bedanya dengan ‘pekeh’, Pekeh merupkan menggendong dengan posisi ngangkang, kaki anak menggantung kebawah dan seringnya dilakukan dibagian samping tubuh penggendong. memang baiknya gendong pekeh ini dihindari meskipun usianya sudah dianggap cukup. Karena alasan kenyamanan dan safety. Anggya (2019)
Selama mengikuti berbagai kegiatan penggendongnya, bayi melihat apa yang dilihat ibu, mendengar apa yang didengar ibu, dan merasakan apa yang dirasakan ibu. Bayi yang digendong menjadi lebih kenal wajah penggendongnya, ritme jalan dan aroma tubuh. Bayi belajar dari semua ekspresi wajah, bahasa tubuh, suara dan intonasi, pernapasan dan emosi penggendongnya. Kedekatan ini menciptakan interaksi yang kuat dan bayi secara konstan belajar menjadi manusia. Bayi dalam gendongan terlibat secara intim dengan berbagai kegiatan penggendongnya, mereka banyak belajar bersama penggendong yang sibuk melakukan ini dan itu.
Para ibu yang memilih untuk menyusui anak mereka secara langsung cenderung lebih suka membawa si kecil kemana pun mereka pergi sehingga mereka dapat menyusui si kecil kapan pun dan dimana pun. Berada dalam gendongan memungkinkan si kecil untuk tetap merasa aman selama mereka terbangun dan dapat merasa nyaman saat harus menyusu dan tertidur selama ibu melakukan kegiatan yang lain. Saat ibu menjadi tenang dan penuh rasa percaya diri dalam merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya maka level stresnya berkurang dan ia menjadi lebih bahagia. Hal ini dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin yang berperan besar pada produksi ASI juga membantu mengatasi depresi pasca melahirkan.
Bagi orang tua baru, menggendong juga membawa manfaat tersendiri. Orang tua baru pada umumnya belum sepenuhnya mengerti apa kebutuhan dan keinginan bayi, sehingga tangisan bayi dapat membuat panik dan kehilangan percaya diri. Dengan menggendong anak membuat orang tua baru dapat merespon dan memenuhi kebutuhan bayi dengan lebih efektif dan efisien, memberi rasa percaya diri dalam merawat dan membesarkan anak. Hal-hal positif ini pun semakin memperdalam ikatan antara anak dan orang tua.
Menggendong anak sudah menjadi bagian dari budaya bangsa kita, banyak suku di berbagai daerah memiliki warisan budaya yang berkaitan dengan gendongan. Yang paling umum ditemukan adalah jarik atau selendang, ada pula yang terbuat dari serat, rotan maupun kayu. Kebudayaan menggendong adalah cara untuk merespon kebutuhan manusia. Pekerjaan rumah tangga sehari-hari dapat dilakukan sambil menggendong. Hal ini tentu akan sangat membantu mereka yang harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sekaligus menjaga dan memberi perhatian kepada si kecil. Menggendong menjadi solusi yang praktis. ( Pramono,2017)
Tujuan penelitian ingin mengetahui adakah hubungan paritas ibu terhadap cara menggendong yang benar.
II. Landasan Teori
1. Paritas
Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2018) paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup yaitu kondisi yang menggambarkan kelahiran sekelompok atau kelompok wanita selama masa reproduksi. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara (Prawirohardjo, 2016). Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm ( Manuaba, 2014)
2. Langkah Menggendong
Langkah Langkah Menggendong M Shap
1. Posisi bayi ditempatkan menghadap dada orang tuanya.
2. Si Kecil dalam posisi tegak dan bokongnya lebih rendah dibandingkan pada posisi lutut
3. Panggul bayi pastikan di dalam rongga kain gendongan
4. Leher kepala Si Kecil dalam keadaan tersanggah dengan kain dan tidak terlalu mendongak.
Beberapa point yang harus di ingat Ketika kita menggendong yaitu “TICK”
1. T (Tight)
Ketat. Eratkan gendongan sehingga badan anak menempel di badan anda, anak serasa di peluk, kain yang longgar , membuat anak jadi mudah bergeser/sulit bernafas
2. I (In view At All Time)
Posisi wajah anak harus selalu bisa terlihat agar menggendong dapat dengan mudah melihat tanda tanda dari wajah anak (misal: mengatuk,resah,takut, dsb). Wajah anak tidak boleh sampai tertutup oleh kain gendongan, bisa menggangu pernafasan.
3. C (close enough to kiss)
Kepala anak terjangkau untuk di cium. Bagian atas kepala anak dekat dengan dagu penggendog.
4. K ( keep chin of the chest )
Posisi badan anak jangan terlalu melengkung / menunduk , apalagi sampai dagu anak menempel ke dagu anak, karena bisa menggangu pernafasan. Pastikan ada jeda 1-2 jari antara dagu dan dada anak.
5. S ( supported Back )
Dalam posisi gendong tegak, dada dan perut menempel di tubuh anda, dan punggung anak tersanggah denga aman ( sesuai umur anak ). ( Florencia, 2023 )

III. Metode Penelitian
Desain penelitian yang di gunakan adalah Kuantitatif , penelitian berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional, dimana menekankan waktu pengukuran atau observasi data Paritas dan Langkah menggendong yang benar dihitung sekaligus dalam waktu yang sama atau satu kali (Notoatmodjo, 2018).
Paritas Total
Kurang Baik Baik
Primipara 11 1 12
Multipara 20 4 24
Grande multipara 8 16 24

Total
39
21
60
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki Balita di Posyandu Balita Kelurahan Tegalrejo Gedangsari Gunung Kidul yang berjumlah 60 Balita
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 60 orang dengan menggunakan Teknik sampling total atau sensus. Seluruh anggota populasi di jadikan sampel.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang memiliki 5 Kriteria, untuk melihat langkah menggendong yang benar, yang di bagikan kepada 60 ibu balita serta menilai paritas ibu dengan lembar observasi. Dengan membandingakan nilai Tengah penilaian mlangkah langkah yang benar setelah di tabulasi data akan muncul data dengan perbandingan nilai Tengah dengan hasil menggendong dengan benar dan menggendong kurang baik.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Paritas ibu dengan langkah langkah Menggendong
Tabel 4.3 Distribusi Paritas

Ibu Terhadap Langkah Menggendong.

Sebagian paritas ibu terbanyak adalah multipara dengan jumlah 20, dengan jumlah menggendong kurang baik mayoritas sebanyak 31. Person Chi-Square Asym. Sig sebesar 0.000 < 0.05 (5%). Dengan pengambilan data dari standar nilai tengah 1.35.
Dari hasil uji statistik dengan chi square di dapatkan hasil bahwa ada hubungan paritas ibu terhadap cara menggendong yang benar . dengan nilai data yang di lihat menunjukkan bahwa di dapatkan . Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ Ada pengaruh yang signifikan anatar paritas ibu terhadap cara menggendong bayi” dengan Asym. Sig sebesar 0.000 < 0.05.
Selain itu dapat dilihat dari jumlah paritas ibu primapara didapatkan pengaruh sebanyak 11 responden kurang baik terhadap langkah menggendong bayi, pada paritas ibu multipara sebanyak 20 responden kurang baik terhadap langkah menggendong bayi, dan sisanya paritas grade multipara sebanyak 8 responden kurang baik terhadap langkah menggendong bayi. Lebih lanjut, pada paritas ibu primapara didapatkan pengaruh baik terhadap langkah menggendong bayi sebanyak 1 responden, pada paritas ibu multipara sebanyak 4 responden baik terhadap langkah menggendong bayi, dan sisanya pada grade multipara sebanyak 16 responden baik terhadap langkah menggendong bayi.
Jika dilihat dari besarnya nilai tengah atau median pada langkah menggendong bayi sebesar 1.35 sehingga didapatkan responden dengan parameter kurang baik ( < 1.35) sebanyak 39 responden dan sisanya 21 responden dengan parameter baik ( > 1.35).
Menggendong merupakan hal sehari hari yang ibu lakukan agar bayi merasa aman dan nyaman dan ibu tidak mudah Lelah saat berkegiatan. Menggendong yang kurang tepat berdampak pada ibu yang mudah Lelah dan stress, sehingga di harapakan ibu senantiasa belajar cara menggendong yang benar, agar tidak mudah Lelah dan stress, kegiatan menggendong mungkin terlihat mudah akan tetapi jika salah posisi menggendog resiko otot ibu kurang rileks dan tulang belakang bayi mudah Lelah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kriteria di atas dapat diambil kesimpulan bahwa langkah menggendong bayi pada paritas ibu di Posyandu Trembono Tegalrejo Dengan paritas ibu yang terdiri dari primapara, multipara dan grade multipara terhadap langkah menggendong bayi dapat dikategorikan kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Dr Evelin Kirkilionis. the history of baby
wearing may 6,2014. Di akses juni 2023. https://www.babywearing.co.uk/the-history-of-babywearing/

Public health Rospa. Baby slings have
become an increasingly popular
choice for parents. Di akses juni
2023. https://www.rospa.com/policy/home
safety/advice/product/baby
slings
Achwal, A. (2018). Baby Wants to Be
Held All the Time – Reasons and Solutions. Diambil kembali dari parenting.firstcry.com. di akses juni 2023.
https://www.parents.com/baby/car
/what-do-i-do-when-my-baby
wants-to-be-held all-the-time/
Parenting services. (2020). Can you spoil a
baby, or is that a myth?. Di akses juni 2023.
https://news.sanfordhealth.org/parenting/can-you-spoil-a-baby/
ERICKSON, H. (2021). Can You Hold a
Newborn too Much? Spoiling
newborns & benefits. Di akses juni
2023.
https://www.pullingcurls.com/can
you-hold-a-newborn-too-much/
How Frequently Should I Hold My Baby?
(2014). Di akses juni 2023.
https://www.attachmentparenting.
rg/apifaqs/touch/frequency
Saraswati, D. A. (2020). Know When to
Hold ‘Em. (2022). Sering
Menggendong Membuat
Bayi ‘Bau Tangan’. Mitos atau Fakta?. Di akses juni 2023.
https://www.webmd.com/parenting/baby/features/infants-attention
Anggya (2019). M-shape bukan ‘Pekeh’.
Di akses juni 2023.
https://lovelydiary.wordpress.com
2019/01/30/m-shapebukan-pekeh/
Esti Pramono (2017). Menggendong dan
Bau Tangan. Di akses juni 2023.
https://gendongangeek.wordpress.
om/2017/02/15/menggendong
memanjakan-anak/
https://jeportemonbebe.com/en/positioning babyphysiologyhttp://www.winfss
.com/appraisals.html. Di akses juni 2023.
https://love radius.com/en/love-radius-baby-carriers-169
Victoria Ward (2012). Types of baby
carriers and slings. Di Akses juni
2023. https://www.schoolofbabywearing.com/b
by-slings/
The Australian Parenting. About Baby
Carriers, slings and bapckpaks.
Di akses juni 2023. https://raisingchildren.net.au/newborns/safety/equipment
furniture/baby-carrier-sling-safety
Emily R. Dodwell, MD, MPH, FRCSC
(2021). Babywearing Is Healthy, If Done the Right
Way. Di akses juni 2023. https://www.hss.edu/article_babywearing.asp
Sidharthan, S., Kehoe, C., & Dodwell, E.
(2020). Post-Natal Positioning through
Babywearing: What the Orthopaedic
Surgeon Needs to Know: Current Concept Review.
Journal of the Pediatric Orthopaedic Society of North America, 2(3). https://doi.org/10.55275/JPOSNA-2020-131

dr. Jessica Florencia, Sp.PK., Gendong M
shap untuk bayi. Diakses juni 2023.
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/gendong-m-shape-untuk-bayi-ini-tips-dan-manfaatnya
Emily E Little , Cristine H Legare , Leslie
J Carver .
(2019). Culture, carrying, and communication: Beliefs and behavior associated with babywearing. Di Akse juni 2023. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31103747/#full-view-affiliation-3
E Anisfeld 1 , V Casper, M Nozyce, N
Cunningham. Does infant carrying promote
attachment? An experimental study of the effects of increased physical contact on the development ofattachment.
Di akses juni 2023. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2245751/
Baby doo. A breakdown of the stages /
development of the spine.
Di akses juni 2023. https://www.dacony.com/en/blog/babywearing-in-the-firts-year-detail-144

Item Type: Thesis (Other)
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > Sarjana Kebidanan
Depositing User: Univ Kusuma Husada
Date Deposited: 29 Apr 2024 03:10
Last Modified: 29 Apr 2024 03:12
URI: http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/6350

Actions (login required)

View Item View Item